Rabu, 04 September 2013

BERBENAH UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK, BERIMAN DAN BERTAQWA

BERBENAH UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK, BERIMAN DAN BERTAQWA


                                                     Oleh Sri Utami Rahayu

Indonesia adalah Negara yang besar. Namun kebesarannya belum mencerminkan besarnya kedudukan dan posisi Indonesia sebagai Negara yang maju di dunia. “ada apa dengan kondisi indonesia saat ini”? Merupakan pernyataan yang membutuhkan sebuah jawaban. Era globalisasi telah merasuki bangsa Indonesia, bangsa Indonesia tidak bisa menutup diri akan keadaan ini. Memang tak sedikit manfaat yang dapat di rasakan, ketika merasa dunia itu tanpa batas. Dahulu ketika kita mau meyampaikan pesan kepada sanak saudara kita yang bertempat tinggal jauh sungguh memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar, tapi sekarang tinggal pijit tombol angka nomor yang dituju dengan mudahnya kita dapat menyampaikan pesan kepada orang lain meskipun jarak tempat sangat jauh. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi mendekatkan jarak dan waktu. Kondisi seperti ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi  tantangan budaya masyarakat Indonesia.
Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak dapat memfilter serta membedakan mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak. Jika kita melihat kondisi riil masyarat Indonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi informatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
Peran keluarga, keluarga memiliki peran yang sangat besar untuk menyelamatkan generasi muda dari dampak negatif era globalisasi. Nasib bangsa Indonesia sangat bergantung pada pemuda. Baik atau buruk pemuda, akan berdampak bagi perkembangan Indonesia ke depan. Untuk itu keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak harus mampu menciptakan generasi muda yang baik, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Orang tua harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tingkah laku orang tua, cara bicara, cara berpikir, ketaqwaan kepada Allah akan menjadi teladan anak. Kita tidak bisa menuntut generasi muda yang baik jika orang tua masih suka  melakukan hal-hal yang tidak baik seperti Suka berkata-kata kasar, suka menghujat atau memaki, mengajari anak untuk melakukan perlawanan ketika anak diganggu orang lain, suka menyakiti anak secara fisik dan psikis, merokok seenaknya di depan anak-anak. Tak sedikit orang tua yang mengabaikan pelaksanaan syariat, sholat misalnya, banyak juga  orang tua yang mengabaikan sholat, melalaikan sholat, bahkan tidak pernah sholat, membiarkan anak-anak gadisnya tidak menutup aurat, membiarkan anak-anaknya bergaul bebas (pacaran), membiarkan anak-anaknya minum-minuman keras, dan lain-lain. Sekali lagi peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang pemuda yang baik, beriman dan bertaqwa.
 Peran Guru,  guru yang baik dan kompeten akan menghasilkan murid-murid yang baik pula. Guru merupakan pengganti orang tua di sekolah. Oleh karena itu guru-guru yang profesional dan berintegritas harus dimliki agar tercipta pemuda-pemuda yang cerdas, berbudi pekerti yang luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT. Diharapkan peranan guru dalam pembelajaran dapat mengintegrasikan Imtaq (iman dan taqwa) dalam materi yang disajikan. Hal ini dimaksudkan agar kecerdasan yang diperoleh siswa dapat diimbangi dengan Imtaq yang baik pula sehingga terciptalah generasi muda yang mampu menjawab semua tantangan di era globalisasi serta mampu memfiter dampak negatif yang muncul akibat derasnya perkembangan teknologi dan informasi. Diharapkan pula peran guru di sekolah mampu  mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas unggul, lahiriah, dan batiniah. Berkemampuan tinggi dalam kehidupan akliah dan akidah serta berbobot dalam perilaku amaliah dan muamalah.
Berikutnya adalah peranan lingkungan masyarakat. Masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan generasi muda. Kondisi lingkungan masyarakat yang kondusif akan mewarnai generasi muda yang kondusif juga. Namun masalahnya kemudian, kita seolah diharuskan berpacu dengan perkembangan situasi yang sering-sering kurang kondusif, terutama di kota-kota besar. Kemajuan teknologi kemunikasi yang demikian pesat, membuat kita tidak mungkin menghindar dari pengaruh pembauran budaya global. Daya jangkau media elektronik makin canggih dan cepat dalam penyebaran informasi yang di dalamnya membawa muatan-muatan budaya asing. Dalam kaitan inilah, kita memasuki persoalan yang menyangkut daya mampu masyarakat, termasuk generasi muda, untuk memanfaatkan pengaruh positif dan menangkal pengaruh negatif. Sementara gejala umum masyarakat kita, khususnya yang hidup di perkotaan, semakin diwarnai dengan kehidupan sehari-hari yang serba sibuk. Kenyataan ini, ditambah bermunculannya kemudahan-kemudahan berupa tempat-tempat hiburan, pusat perbelanjaan, ditambah padatnya transportasi kota, cenderung menciptakan pola hidup yang dalam beberapa hal tertentu berpengaruh negatif terhadap kehidupan keluarga. Paling tidak, semakin banyak orang yang terbenam dalam kesibukan, maka dikhawatirkan mengurangi intensitas komunikasi di antara sesama anggota keluarga. Berkurangnya kehangatan dalam keluarga, pada gilirannya cenderung mendorong remaja atau anak muda mencarinya ke tempat lain. Bila salah memilih dalam pencarian itu, lebih-lebih jika landasan kehidupan agama kurang tertanam, maka selalu ada potensi untuk terpeleset ke hal-hal yang negatif, termasuk terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Untuk itu harus diupayakan terciptanya lingkungan masyarakat yang kondusi, masyarakat yang islamiyah yang mampu mewujudkan nilai-nilai agama dalam kehidupan social masyarakat.
Berbenah untuk Indonesia yang lebih baik, beriman dan bertaqwa harus dimulai dari diri  sendiri, peran keluarga, guru dan masyarakat. Generasi muda Indonesia harus mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Jangan ada lagi tidakan-tindakan yang akan mencoreng nama baik Indonesia di mata dunia. Jauhi  perkelahian antarpelajar, narkoba, pergaulan bebas, dan tindakan lain yang tidak terpuji. Sekali lagi nasib Indonesia ditangan pemudanya. Mau dibawa kemana Indonesia? sangat tergantung dari semangat pemudanya. Pemuda sebagai pemilik masa depan bangsa harus  memiliki kesadaran untuk menjadi pemilik hari depan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pemuda mempunyai peran penting dalam tatanan suatu bangsa. Pemuda merupakan wajah kehormatan suatu bangsa dalam segala konteks kehidupan. Jika para pemuda dalam suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka sangat disayangkan nasib bangsa itu nantinya. Pemuda harus tangguh, agamis dan berakhlakul karimah. Pemuda dituntut harus berpikir panjang, bijak dalam menentukan sikap, maju untuk menjadi penggerak dan pencetak peradaban. Selalu tegar dan tidak pernah gentar dalam menebarkan nilai kebenaran dan kebaikan, merupakan indikator kebaikan hidup bagi seorang pemuda Islam. karena semua yang bergerak dan beramal akan mendatangkan kemashlahatan dan kebaikan. Pemuda yang berakhlaqul karimah, cerdas, berpodansi iman yang kuat dapat membawa Indonesia ke puncak kejayaan. Pemuda marilah kita berbenah untuk Indonesia yang lebih baik, beriman dan bertaqwa sekarang juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar